Awas Pencari Konten Gratisan Berkedok Lowongan Kerja

konten gratis berkedok lowongan kerja

Dalam sebuah postingan Linkedin yang disampaikan Heru Raharja, menyampaikan banyak lowongan kerja yang ternyata hanya menginginkan konten gratisan dari calon pelamar kerjanya. Dalam proses rekrutmen pegawai tersebut Heru menjelaskan bahwa banyak syarat pengajuan lamaran yang mengharuskan para pelamar membuat konten untuk dinilai sebagai syarat lamaran.

Kedok Lowongan Kerja untuk Konten Gratis Perusahaan

Konten dari para content creator tersebut nantinya akan dinilai oleh perusahaan untuk menilai apakah calon pelamar kerja cocok menjadi pegawai mereka, nyatanya, tidak semua pelamar lowongan pegawai tersebut akan diterima bekerja di perusahaan. Namun konten mereka akan diambil sebagai milik perusahaan.

Model konten gratisan semacam ini banyak dijumpai pada info loker pegawai terutama pada loker jenis digital talent yang mensyaratkan

  1. Membuat 1-5 konten artikel tentang bidang bisnis perusahaan
  2. Membuat 1-5 konten social media untuk perusahaan
  3. Membuat content planning selama 1-6 bulan
  4. Dan masih banyak lagi.

Jika perusahaan membuat lowongan kerja semacam itu dan berhasil mendapatkan 100 pelamar kerja, bukankah mereka setidaknya sudah menghemat biaya konten untuk 100-500 konten. Dan enaknya mereka tidak perlu membayar gaji pegawai. Mereka mendapatkannya secara gratis dari para pelamar kerjanya.

Tidak jarang calon pelamar kerja juga diminta membuatkan konten untuk klien perusahaan, yang ternyata hanya kedok saja agar perusahaan mendapatkan konten gratis tanpa perlu membayar.

Ada banyak kasus dimana para pelamar kerja yang tidak diterima akhirnya menyadari konten yang mereka buat pada saat rekrutmen tersebut akhirnya dipakai perusahaan sebagai konten website/social media mereka. Tentunya hal ini sangat mengecewakan karena para pelamar tidak mendapatkan apresiasi dari perusahaan karena memang tertipu kedok lowongan kerja yang ternyata tujuan utamanya mendapatkan konten gratis.

Artikel Terkait  RajaKomen Bantu Memulai Karir Jadi Youtuber Sukses

Cara Menghindari Pemanfaatan Karya bagi Pelamar Kerja

Lalu bagaimana caranya pelamar kerja menghindari siasat licik perusahaan yang mewajibkan pelamar membuat konten untuk perusahaan?

Gunakan Portofolio yang Ada

Jika kawan loker sudah pernah membuat konten sebelumnya, maka lampirkan portofolio konten yang pernah Anda buat sebagai dokumen lampiran CV Anda. Anda tidak perlu membuat konten baru seperti keinginan perusahaan. Lampirkan informasi bahwa konten tersebut telah digunakan pada website lain.

Jangan Buat Secara Detail

Jika Anda diminta membuat content plan strategy, buatlah content plan tersebut tidak detail masih memiliki missing link dan hanya berupa outline saja. Hal ini agar Anda tidak harus mengerjakan pekerjaan sebelum Anda resmi dipekerjakan.

Berikan penekanan bahwa detail content plan yang Anda buat akan Anda berikan setelah resmi diangkat sebagai pegawai.

Berikan File Berwatermark

Jika Anda diminta memberikan file, gunakan file berformat PDF dengan watermark agar perusahaan tidak dapat menggunakan konten Anda. Usahakan file tersebut pun tidak memiliki konten utuh. File asli Anda simpan sendiri jangan sampai diberikan sebelum Anda mendapat kepastian diterima.

Blur Beberapa Bagian saat Presentasi

konten gratis berkedok lowongan kerja

Jika Anda diminta melakukan presentasi, blur beberapa bagian pada presentasi Anda, yang akan Anda sampaikan secara singkat mengenai konten blur tersebut. Saat diminta menjelaskan mengapa Anda melakukannya, bilang saja karena Anda belum menjadi bagian perusahaan dan file ini merupakan karya Anda yang perlu Anda lindungi.

Artikel Terkait  Contoh Surat Lamaran Kerja di Cafe

Hindari Lowongan Kerja Semacam Ini

Jika Anda dari awal sudah mencium gelagat lowongan kerja yang hanya berupaya mendapatkan konten gratis dari para pelamar kerja. Hindari saja dengan tidak melamar pada loker tersebut.

Para pencari kerja membutuhkan pekerjaan agar jerih payah mereka bekerja/membuat konten dibayar. Tentunya lowongan kerja semacam ini hanya akan merugikan para calon pegawai yang belum tentu akan direkrut menjadi bagian dari perusahaan.

Jangan malu untuk menolak, karena Anda punya karya dan prinsip yang harus mereka hormati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *